Sabtu, 21 Juni 2014

ini nih yang musti di perhatiin
inovasi emang bagus cuytapi kita juga harus punya pandangan jauhapasih maksunya langsing aja cek it uot . . . eh salah langsung aja bekicotsee you again guys ^_^ .

PACU SWASEMBADA DAGING
Pasbar, Haluan — Memacu swasembada daging, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, ditunjuk menjadi salah satu kabupaten kawasan pembibitan sapi di Indonesia.
“Benar kita diusulkan menjadi salah satu dari lima kabupaten dan tiga pulau di Indonesia sebagai kawasan pembibitan sapi. Program ini bertujuan untuk mewujudkan swasembada sapi di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikul­tura dan Peternakan Pasa­man Barat, Edrizal didam­pingi Kepala Bidang Peter­nakan, Alfian di Simpang Ampek, Rabu, (26/2) kepada Haluan.
Edrizal  mengatakan, pihaknya saat ini sedang mempersiapkan tiga keca­ma­tan yakni Kecamatan Kinali, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Pasaman sebagai kawasan pembibitan sapi.
“Berdasarkan kajian tim Provinsi Sumbar, bahwa tiga kecamatan itu memiliki potensi untuk pengembangan sapi. Selain memiliki potensi, tiga kecamatan itu memiliki sejarah dan pengalaman dalam pengembangan sapi sejak tahun 1980-an,” kata­nya.
Pihaknya juga telah mempersiapkan sekitar 24 kelompok peternak sapi untuk dibina dan dikem­bangkan menjadi kelompok pembibitan sapi di tiga kecamatan itu. Dalam waktu dekat akan diverifi­kasi oleh tim provinsi dan pusat.
Dia menyatakan kelom­pok yang masuh binaan tersebut memiliki per­syaratan dan seleksi yang cukup ketat. Minimal telah memiliki 70 ekor sapi, selanjutnya petani itu harus bersedia mencatat, menim­bang dan memeriksa sapi sejak dilahirkan.
Mulai sapi dikawinkan, petani harus mencatat kelahiran sapi, memeriksa kesehatan, menimbang, mencatat setiap perkem­bangan sapi sampai satu tahun.
Recording atau penca­tatan itu wajib dilakukan sehingga nantinya bisa ditetapkan sebagai bibit yang unggul dan berkua­litas. Setelah itu baru bisa dike­luar­kan surat ketar­angan bibit sapi berkualitas,” ujarnya.
Kepala Bidang Peter­nakan, Alfian menam­bahkan salah satu dukungan Pemkab nantinya adalah melakukan sinkronisasi birahi dengan memberikan 500 dosis untuk 350 ekor induk sapi.
Ia menjelaskan bagi induk sapi reproduksinya bermasalah akan disamakan perkawinannya melalui dosis hormon yang diberikan. Sehingga nantinya sapi tersebut akan bersamaan melahirkan anak.
“Itu adalah teknis yang telah disusun sehingga bibit yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan Pasaman Barat menjadi penghasil sapi yang sehat nantinya,” sebutnya lagi.
Ia mengatakan, sebagai tahap awal pihaknya belum bisa menargetkan berapa banyak produksi nantinya yang akan dihasilkan. Namun, pihaknya saat ini fokus mempersiapkan kelom­pok tani sesuai petunjuk UPT Jendral Peternakan.
“Muaranya adalah mela­hirkan bibit yang benar-benar sesuai kriteria yang ditetapkan untuk men­dukung swasembada ternak di Indonesia,” tegasnya.
Ia mengharapkan semua phak dapat mendukung program ini nantinya sehing­ga Pasaman  Barat benar-bebar bisa menjadi wilayah pembibitan sapi yang sehat dan berkualitas.
“Kita juga ingin menaik­kan populasi ternak sapi karena saat ini berdasarkan data terakhir jumlah popul­asi sapi Pasaman Barat sekitar 15.000 ekor sapi,” katanya.
Ia menambahkan potensi pendukung bagi petani di Pasaman Barat juga tinggi. Dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit, pakan ternak maka akan men­dukung pengembangan sapi. Sebaliknya ternak sapi akan bisa membantu kebun peta­ni dari segi pupuk kom­posnya dan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk organik.(h/nir)

Peningkatan produksi sapi untuk mencapai swasembada daging sanagat penting, karena protein hewani sangat di butuhkan agar Sumberdaya Manusia yang berkualitas meningkat. Selain konsumsi daging yang sangat besar memaksa pemerintah untuk megimpor daging dari luar negeri. Hal tersebut terjadi disebabkan kurangnya pasokan dan budi daya ternak pedanggiing di Indonesia.
            Memperhatikan kualitas dan prospek yang jauh kedepan sangatlah penting, memang memacu swasembada peternakan itu sangat penting bahkan harus, namun harus diperhatikan pula jenis sapid an genetik yang digunakan dalam meningkatkan produksi sapi tersebut. Seperti yang terjadi di masyarakat saat ini mereka melakukan persilangan dan mendapatkan untung dari anakan sapi (wawancara 2013). Apabila di lihat dari segi ekonomi memang itu menguntungkan, namun jika menarik pandangan kita agak jauh, genetik anakan sapi dari kawin suntik itu justru mencemari sapi lokal yang kita miliki, sehingga akan menekan jumlah sapi lokal yang kita miliki dan tidak menuntun kemungkinan sapi lokal akan punah dan didominasi sapi yang genetiknya tidak jelas. Jadi memacu produksi sapi sangat penting namun memperhatikan genetik dan meningkatkan mutu sapi lokal itu tak kalah pentingnya.



yah kan pandangan jauh juga penting hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar